TRIBUNNEWS.COM - Sarapan sebelum
beraktivitas terkadang diabaikan. Padahal, sarapan di pagi hari
kontribusinya tidak sedikit terhadap kebugaran seseorang.
Memang, tanpa sarapan pagipun seseorang masih tetap bisa bekerja,
namun seberapa jauh ketahanan fisik seseorang bila dibandingkan dengan
yang sarapan pagi. Penelitian yang dilakukan pada anak sekolah
menunjukkan bahwa anak sekolah yang tidak sarapan pagi konsentrasi
belajarnya rendah.
Mengapa kebiasaan sarapan pagi itu penting? Karena lambung telah
ditinggalkan oleh makanan selama 10-12 jam, sehingga bila lambung terisi
kembali maka kadar gula darah akan meningkat kembali dan keadaan ini
berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang.
Gula dalam darah merupakan sumber energi untuk bekerja yang diperoleh
dari proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Dengan sarapan
pagi, maka sumber energi dapat segera didapat sehingga kadar gula darah
normal kembali. Kadar gula darah normal adalah 80 - 120 mg%.
Selain itu, jenis makanan yang dimakan pada waktu sarapan pagi sangat
menentukan kestabilan gula darah. Sarapan pagi yang hanya terdiri dari
karbohidrat saja seperti kue, roti, gula serta minuman maka akan
menaikkan kadar gula dengan cepat, lalu turun dibawah normal setelah
kurang lebih dua jam.
"Sarapan di pagi hari yang banyak mengandung protein dapat
mempertahankan kadar gula dalam darah pada tingkat normal, dari pagi
sampai sore hari," kata Supriyono, SKM, M.Kes, Pengamat masalah gizi
masyarakat.
Dalam tulisannya di grup facebook Protein adalah zat pembangun yang
merupakan komponen penting dalam siklus kehidupan manusia. Selain
sebagai zat pembangun, protein diperlukan untuk mengganti dan memelihara
sel tubuh yangrusak, proses reproduksi, mencerna makanan serta
kelangsungan proses metabolisme dalam tubuh. Protein dibutuhkan adalah
12% dari total kalori sehari. Sumber protein adalah kacang-kacangan,
telur, teri, ikan segar, ikan asin, daging, udang, susu, keju dan
sebagainya.
Widyaiswara di Bapelkes Batam ini mengatakan oleh karena itu, untuk
meningkatkan atau mempertahankan produktivitas kerja tidak berarti harus
makan sebanyak-banyaknya, tetapi kualitas makanan amat menentukan.
"Biasakan sarapan secara teratur, serta tidak lupa memperhatikan
kualitas makanan yang dikonsumsi maka akan tercapai status kesehatan
yang prima, yang pada akhirnya dapat meningkatkan atau mempertahankan
produktivitas kerja," kata Supriyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar