Minggu, 24 Juni 2012

Alasan Wanita Tidak Suka Pria Macho

Ghiboo.com - Menjadi pria macho mungkin impian sebagian besar pria. Tapi apakah itu yang diinginkan wanita? Jawaban mayoritas wanita adalah "tidak". Belakangan ini cenderung wanita membenci pria terlalu "macho".

Macho, membuat pria lebih agresif dan berjalan dengan sikap seolah-olah dia seseorang yang berani menantang. Lantas, mengapa wanita tidak suka pria macho, lihat alasannya yang dikutip dari Boldsky, Rabu (20/6).



Pria berpura-pura

Kebanyakan wanita cenderung berpikir bahwa pria biasanya berpura-pura. Ada tekanan besar pada pria untuk berperilaku seperti "pria sejati". Mereka memiliki stereotip aneh seperti pria tidak menangis atau emosi. Jadi seluruh proses ini membuat pria bersikap palsu.



Pria macho agresif

Manusia mengira bahwa agresivitas adalah cara wanita mengagumi. Padahal wanita memiliki pandangan sedikit berbeda terhadap hal ini. Terlalu agresif bisa berdampak buruk bagi hubungan yang stabil. Banyak wanita membenci pria yang agresif.



Tidak paham tentang cinta

Wanita menginginkan cinta dan cinta berarti ada kelembutan. Sementara "pria sejati" menolak menunjukkan emosi dan kelembutan. Akibatnya wanita jadi berpikir "apakah dia akan meninggalkan aku ketika aku menangis?" Jika jawabannya negatif, lebih baik menjauh dari pria ini.



Tidak bisa menjadi ayah yang baik

Ketika seorang wanita melihat pria, dia sedang berpikir banyak hal. Apa yang diinginkan wanita adalah ayah yang baik untuk mereka. Paling sering pria "macho" gagal lulus "tes ayah" karena menolak menunjukkan kasih sayang



Punya ego yang sangat besar

Tidak setiap hubungan berakhir dalam pernikahan. Jadi, sebaiknya tidak masuk dalam hubungan dengan seseorang yang sulit pergi. Pria macho memiliki ego besar dan mudah jengkel. Pengalaman wanita secara kolektif mengatakan kencan dengan pria jenis ini akan sulit untuk putus.


Catatan: Inti dari masalah ini adalah, Anda hanya dapat menggores permukaan hati seorang wanita dengan menjadi seorang macho. Untuk mendapatkan hatinya, Anda perlu lebih dari itu.

6 Mitos Seputar Perselingkuhan

Tak melulu soal percintaan, mitos seputar perselingkuhan pun banyak beredar. Namun tidak semua sepenuhnya benar. Yuk cari tahu kebenarannya.

MITOS: Perselingkuhan hanya terjadi ketika pasangan selalu bertengkar.
FAKTA: Penelitian membuktikan, tak jarang orang berselingkuh padahal (kasat mata) hubungannya dengan pasangan baik-baik saja. Penyebab utama perselingkuhan bukanlah konflik, melainkan emosi dan perasaan saling memiliki yang mungkin terkikis karena berbagai konflik yang timbul.

MITOS: Bukan selingkuh namanya jika tak ada hubungan fisik.
FAKTA: Selingkuh tak melulu harus dibuktikan dengan adanya hubungan fisik. Saat seseorang merasakan ketertarikan terhadap orang lain yang bukan pasangannya, lalu berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih jauh, hal itu sudah disebut pengkhianatan terhadap kepercayaan pasangannya. Sehingga sudah tergolong perselingkuhan.

MITOS: Mereka yang berselingkuh berarti tak lagi cinta pasangannya.
FAKTA: Banyak penelitian yang sudah membuktikan, terkadang mereka yang berselingkuh masih amat mencintai pasangannya. Hanya saja mereka tak lagi merasakan sisi emosional serta kasih sayang yang dulu terasa kuat. Oleh karena itu mereka memutuskan mencari di tempat lain. Tapi tak tertutup kemungkinan juga, perselingkuhan terjadi atas dasar cinta yang sesungguhnya.

MITOS: Tak ada hubungan yang bertahan setelah adanya perselingkuhan.
FAKTA: Cukup mencengangkan, menurut penelitian, banyak hubungan cinta yang pernah dilanda badai perselingkuhan justru bertambah kuat. Mereka yang berselingkuh, ketika memutuskan untuk kembali ke pasangannya, biasanya disertai dengan tekad yang kuat untuk memperbaiki hubungan. Alhasil hubungan cintanya jauh lebih baik dari sebelumnya.

MITOS: Sekali selingkuh, maka selanjutnya akan selingkuh lagi.
FAKTA: Tak semua orang memiliki bakat untuk menjadi playboy (atau playgirl). Setiap orang memiliki alasan berbeda saat berselingkuh, sehingga belum tentu mereka sanggup menyakiti pasangan berulang kali. Biasanya saat masalah yang terjadi pada hubungan diperbaiki, maka ia tak lagi punya niat untuk berselingkuh.

MITOS: Membicarakan perselingkuhan di masa lalu akan merusak hubungan.

FAKTA: Membicarakan detail perselingkuhan akan membuka luka lama — baik bagi yang berkhianat maupun dikhianati. Untuk memperbaiki hubungan, biasanya yang dilakukan konselor pernikahan adalah membahas alasan terjadinya perselingkuhan, bukan bentuk perselingkuhan tersebut.